Persaingan kerja kini makin ketat. Pelamar membludak, tapi posisi yang tersedia sangat terbatas. Banyak pencari kerja, baik fresh graduate maupun berpengalaman, harus bersaing dalam sistem seleksi yang kompleks.
Di tengah situasi itu, sertifikasi profesi HRD mulai jadi salah satu alat penting untuk menonjol. Bukan hanya sebagai pelengkap CV, tapi bukti bahwa Anda punya kompetensi yang diakui secara formal dan siap di dunia kerja nyata.
Perusahaan kini lebih selektif. Mereka ingin kandidat yang tidak hanya punya ijazah, tapi juga bisa membuktikan kemampuan teknis dan etika profesional. Di sinilah sertifikasi profesi HRD menjadi nilai tambah konkret terutama untuk posisi strategis seperti recruiter, training specialist, hingga HR supervisor dan manager.
Apakah sertifikasi profesi HRD menjamin langsung dapat kerja? Tidak sepenuhnya, tapi kandidat bersertifikasi akan lebih cepat diproses, lebih dipercaya, dan lebih siap ditempatkan. Peluangnya jelas lebih tinggi dibanding kandidat tanpa bukti kompetensi formal.
Sertifikasi ini juga membantu pelamar merasa lebih percaya diri. Untuk lebih jelasnya,, kita perlu memahami lebih dulu bagaimana kondisi lapangan kerja di Indonesia, tantangan utama yang dihadapi pencari kerja, serta pentingnya mendapatkan sertifikasi profesi HRD.
Persoalan Lapangan Kerja di Indonesia
Kondisi lapangan kerja di Indonesia per Februari 2025 menunjukkan tren positif. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja mencapai 153,05 juta orang, naik 3,67 juta dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan jumlah penduduk bekerja yang mencapai 145,77 juta orang, meningkat 3,59 juta dari tahun lalu.
Namun dibalik statistik yang tampak tangguh, realitas di lapangan cukup jauh dari kata ideal. Pencaker terutama golongan usia muda masih merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan layak. Nilai pengangguran di Indonesia masih tercatat sebanyak 7,28 juta pengangguran dan jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 4,76%.
Banyak perusahaan terutama di sektor manufaktur dan startup melakukan PHK sebagai cara survive untuk efisiensi sistem. Bahkan pada kuartal pertama tahun 2025, terdapat 73,992 orang terkena PHK, yang mana pada bulan Mei ternyata jumlah orang diberhentikan kerja sebanyak 26,455 orang.
Semetara itu, sebagian dari pencari kerja juga belum tentu memiliki pengalaman serta kompetensi relevan untuk membuka jalan kerjanya. Tak sedikit pula dari mereka merasa kecewa akibat kesempatan kerja yang ada ternyata semu.
Tidak berhenti pada itu saja, kondisi ekonomi yang fluktuatif turut menambah tekanan. Bisnis kecil hingga menengah mengalami penurunan omset akibat melemahnya daya beli masyarakat. Di saat sama, kenaikan harga bahan baku akibat fluktuasi nilai tukar membuat perusahaan terpaksa menekan biaya operasional, termasuk dengan merumahkan sebagian tenaga kerja.
Transformasi digital turut mempercepat perubahan. Peran AI dan otomatisasi menggantikan banyak pekerjaan manual dan administratif. Sehingga banyak posisi hilang tanpa digantikan jenis pekerjaan baru setara.
Di tengah kondisi tersebut persaingan menjadi sangat ketat. Tren positif keadaan lapangan kerja juga belum menjamin kemudahan mencari pekerjaan di dunia nyata.
Permasalahan Pencari Kerja
Bagi orang yang mencari kerja, masalah tidak hanya sebatas lapangan kerja sempit. Tantangan yang kerap menyulitkan pelamar ada di balik proses rekrutmen itu sendiri. Banyak pelamar merasa frustasi, tidak hanya karena sulitnya mendapat pekerjaan, tapi juga karena sistem pencarian kerja yang tidak sepenuhnya adil dan transparan.
Salah satu persoalan utama adalah gap kompetensi dan keterampilan. Pelamar kerja kebanyakan belum memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar. Dunia kerja menuntut pengalaman, teknikal skill dan soft skill.
Di sisi lain, job qualifiers yang bertebaran kerap tidak jelas. Lowongan hanya mencantumkan kalimat klise mengarah ke diskriminasi dan menimbulkan penilaian subjektif dari HRD. Hal ini membuat pelamar tidak tahu arah pengembangan diri menciptakan tekanan psikologis yang merasa selalu ditolak karena hal di luar kendali.
Ironisnya lagi, banyak posisi pekerjaan menuntut beban kerja tinggi namun hanya memberikan kompensasi rendah. Paradoks ini juga membuat pekerja loss motivation dan mempertanyakan masa depan pekerjaan yang layak.
Masalah lain tidak kalah mengerikan adalah prekarisasi tenaga kerja, di mana status pekerja tidak jelas, rawan PHK, hingga tanpa jaminan perlindungan sosial dan hukum.
Pentingnya Meningkatkan Kompetensi
Kompetensi adalah kunci utama agar dapat bersaing dalam dunia kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan teknis dan non-teknis yang mendukung kinerja sehari-hari.
Berikut adalah beberapa alasan pentingnya meningkatkan kompetensi:
1. Menambah nilai kompetitif
Memiliki keahlian unggul membuat Anda lebih menonjol dibandingkan dengan kandidat lain. Sebab perusahaan tidak hanya mencari pelamar dengan pendidikan formal, tapi juga yang mampu menunjukkan keterampilan nyata. Nilai kompetitif kuat akan membuka lebih banyak pintu keberhasilan dari persaingan ratusan lamaran kerja untuk satu posisi.
2. Meningkatkan peluang karir
Kemampuan yang terus berkembang membuka peluang untuk naik jabatan, berpindah ke bidang lebih sesuai, atau bahkan masuk ke industri berbeda. Banyak posisi strategis mensyaratkan pemahaman mendalam akan proses kerja, kemampuan leadership, hingga adaptasi terhadap perubahan organisasi.
Peningkatan keterampilan memungkinkan seseorang menghadapi perubahan sistem kerja, struktur organisasi, hingga teknologi kerja baru tanpa kesulitan. Orang dengan kecakapan tinggi juga cenderung lebih dilibatkan dalam proyek-proyek penting dan strategis perusahaan.
3. Meningkatkan kinerja dan produktivitas
Seseorang yang kompeten akan mampu bekerja lebih efisien, mandiri, dan berkualitas. Kompetensi memampukan Anda menyelesaikan tugas dengan benar. Bukan hanya kerja keras tapi kerja cerdas.
4. Agile terhadap perubahan teknologi
Teknologi berubah dengan sangat cepat. Posisi kerja yang ada hari ini bisa hilang atau berganti total dalam hitungan tahun. Di sinilah pentingnya menjadi agile: siap berubah dan belajar hal baru kapan saja.
Kompetensi bukan hal statis, ia harus terus di-update. Jika lambat belajar akan mudah tertinggal dan tergerus perkembangan zaman arus inovasi teknologi.
5. Menambah rasa percaya diri
Keterampilan kuat juga berbanding lurus dengan rasa percaya diri dalam bekerja. Ketika Anda tahu apa yang dikuasai, Anda akan lebih tenang menghadapi tantangan, aktif berkontribusi dalam diskusi, juga lebih siap mengambil tanggung jawab baru.
Kepercayaan diri ini sangat penting dalam dunia kerja profesional. Rekan kerja dan atasan akan lebih percaya jika Anda tampil meyakinkan, tahu apa yang dikerjakan, dan mampu menjelaskan hasil kerja dengan percaya diri.
Jadi, meningkatkan kompetensi berarti memperbesar peluang diterima kerja, memperkecil risiko tertinggal, dan menyiapkan diri untuk masa depan yang terus berubah.
Pentingnya Ikut Sertifikasi HRD
Pernah merasa sudah apply ke banyak perusahaan tapi tetap mentok di tahap awal? Sayangnya satu keahlian di dunia kerja hari ini saja gak cukup. Salah satu cara buat naik level di bidang sumber daya manusia dan buat stand out di mata recruiter adalah dengan punya sertifikasi HRD.
Saat Anda melamar kerja, apalagi di posisi HR yang tugasnya menyaring SDM lain, tentu perusahaan berharap Anda sendiri sudah tersaring secara standar. Berikut manfaat yang didapat setelah mengikuti sertifikasi:
1. Meningkatkan Peluang Lolos Seleksi Kerja
Sertifikasi HRD memberikan keunggulan teknis di mata perusahaan. Di tengah tumpukan CV, kandidat yang punya bukti kompetensi formal pasti lebih mencuri perhatian. Misalnya, Anda punya sertifikat bidang administrasi dasar human capital/ human resources seperti CHCO, artinya Anda sudah dinyatakan kompeten di bidang SDM.
Indikator dalam sertifikasi menunjukkan bahwa Anda sudah siap kerja tanpa perlu banyak dibimbing dari awal. Keuntungan ini jelas nilai tambah untuk personal branding.
2. Memperkuat Kredibilitas Diri sebagai Praktisi HR
Di balik meja kerja HRD, ada tanggung jawab besar tentang people management, employee experience, bahkan strategi organisasi. Nah, punya sertifikasi menunjukkan bahwa Anda bukan hanya paham teori, tapi juga praktik. Anda bukan HR by accident, tapi HR by design.
Buat Anda yang pindah karir ke HR dari jurusan lain, sertifikasi juga jadi jalan cepat buat mengisi gap latar belakang pendidikan. Di sinilah pembuktian bisa dilakukan, meski bukan lulusan Psikologi atau Manajemen SDM, Anda tetap kompeten karena sudah dibekali pelatihan dan diuji oleh lembaga resmi.
3. Membuka Akses ke Jabatan dan Gaji Lebih Tinggi
Di banyak perusahaan, apalagi yang terstruktur, punya sertifikasi bisa jadi syarat promosi. Kadang, bukan Anda yang kurang pintar, tapi hanya belum punya bukti formal sesuai kebutuhan untuk masuk ke jajaran strategis.
Tentu saja, sertifikasi bisa berpengaruh pada nego gaji. Perusahaan lebih percaya memberi tanggung jawab dan kompensasi lebih besar pada SDM yang jelas kualitasnya, bukan hanya “katanya bisa”.
4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri saat Interview
Sertifikasi memberikan Anda lebih tahu terminologi, alur proses, sampai risiko di bidang kerja HRD yang dilamar. Misal, ketika Anda bisa menjelaskan metode rekrutmen kompetensi, skema pelatihan karyawan, atau strategi retensi berbasis data, percayalah! mereka akan melihat Anda sebagai calon profesional, bukan pencari kerja biasa.
Percaya diri itu penting. Karena sering kali, yang lolos bukan yang paling pintar, tapi yang paling siap dan tahu bagaimana menjual dirinya dengan elegan.
5. Membangun Karir Jangka Panjang
Sertifikasi HRD di dunia HR yang terus berubah. Praktisi HR harus adaptif, agile, dan punya semangat belajar sepanjang hayat. Sertifikasi membiasakan untuk terus upgrade diri. Bukan karena dituntut, tapi karena sadar bahwa perkembangan karir adalah tanggung jawab pribadi.
Mind Bloomingnya lagi pekerjaan menjadi HRD ternyata tidak bisa digantikan oleh robot. AI mungkin bisa membantu menyaring CV kandidat saat melamar. Tapi, praktisi HR memiliki kemampuan menilai dari wawancara. Selain itu, manajer HR juga memiliki empati untuk melihat kandidat dengan keahlian mumpuni yang culture fit dengan perusahaan.
Jika Anda serius membangun karir di HR, jangan hanya berharap dari pengalaman. Perkuat juga dengan bukti profesional. Sertifikasi HRD memang bukan segalanya, tapi ia bisa jadi pembuka pintu pertama yang menentukan apakah Anda cepat lolos kerja atau tetap menganggur.
Mau memantapkan karir HR Anda? Saatnya mulai dari sekarang! Jangan tunggu sampai tersingkir hanya karena belum punya bukti resmi atas kemampuan. Sertifikasi HRD bisa jadi penyelamat buat masa depan. ***
Kontributor: Roudlotul Auwalina

Human Capital University adalah lembaga pelatihan dan sertifikasi HR terkemuka yang berfokus pada peningkatan kompetensi profesional SDM. Artikel kami disusun oleh para ahli HR dan trainer bersertifikasi untuk membantu profesional, perusahaan, dan fresh graduate meningkatkan keterampilan serta pemahaman mereka dalam dunia HR